THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

InGat WakTu YaA


Myspace Clocks at WishAFriend.com

Kamis, 22 November 2007

Resident Evil


The Prologue


Ini adalah seri ketiga dari "Resident Evil", dan merupakan yang terbaik sejauh ini. Kita sudah tahu bahwa T-Virus sudah menyebar dan hampir membuat manusia punah secara global, menghancurkan ekosistem, dan membuat Bumi menjadi sebuah padang gurun gersang. Milla Jovovich kembali lagi sebagai Alice, seorang wanita yang di dalam darahnya terdapat antivirus yang bisa menyelamatkan apa yang tersisa dari peradaban manusia.
The Story

Kisah dimulai ketika Alice sedang mengembara di padang gurun Nevada. Sebuah takdir membuatnya bertemu kembali dengan Carlos Olivera (dari Resident Evil: Apocalypse). Carlos sekarang bergabung dengan sebuah kelompok pengembara yang berhasil selamat dari T-Virus untuk mencari para manusia yang selamat, dan pergi mencari daerah baru yang tidak terkena dampak T-Virus. Kelompok ini dipimpin oleh seorang wanita bernama Claire.


Carlos: "Claire, Alice, ayo salaman, udah mau lebaran."

Di tengah perjalanan, Alice berhasil meyakinkan kelompok itu untuk mengungsi ke Alaska, dimana sebuah jurnal radio mengabarkan bahwa tempat tersebut terisolasi dari T-Virus. Namun, Umbrella Corporation yang masih mengawasi dan menginginkan Alice tidak tinggal diam begitu saja. Mereka berhasil mendeteksi keberadaan Alice berkat radar psionik milik White Queen, A.I. komputer perusahaan itu. White Queen berhasil mendeteksinya karena Alice menggunakan kekuatan psionik yang baru saja disadari olehnya.

Dr.Isaacs yang memimpin riset antivirus berulang kali gagal mensintetis antivirus. Dia memang berhasil membuat banyak klon Alice, namun risetnya selalu saja gagal karena klon memang tak setangguh aslinya. Kegagalan membuatnya benar-benar terobsesi untuk mendapatkan Alice, hingga dia pun mengacuhkan perintah langsung dari Umbrella Corp., dan membuat zombie tempur pribadi demi menangkap Alice.



Sebuah tim yang dipimpin oleh Dr.Isaacs pun menurunkan pasukan zombi di Las Vegas. Mereka tahu bahwa konvoi pengungsi itu pasti akan mencari bahan bakar, dan Las Vegas adalah kota terdekat dari lokasi mereka. Jebakan pun menuai hasil, Alice dan konvoi itu berhasil disergap. Korban pun berjatuhan dari pihak konvoi, hanya sedikit saja yang berhasil selamat. Alice dan para pengungsi berhasil memukul balik pasukan zombie tersebut. Namun Dr.Isaacs berhasil kabur dengan heli.












Kini Alice dan para pengungsi yang selamat berencana untuk menyerbu markas Umbrella Corp. terdekat. Mereka hendak merebut heli untuk mengungsi ke Alaska, dan Alice? Tentu saja dia punya perhitungan sendiri dengan Umbrella Corp. Detailnya, saksikan saja serunya di film berdurasi 95 menit namun penuh aksi keren ini.













K-Mart, Claire, Alice, dan Carlos

The Cinematography

Adegan aksi di film ini memang keren, di awal film kita sudah disuguhi oleh tontonan Alice yang bertarung dengan anjing zombi - tipikal dari game asalnya. Dan permainan pisau Alice cukup memberikan citarasa tersendiri. Cewek bersalto-salto memainkan senjata tajam memang sering kita lihat di film kungfu klasik, tapi rasanya beda jika si lincah itu adalah Milla Jovovich yang (ajaibnya) make up-nya tidak (pernah) luntur.



Soal adegan horor, film ini memang benar-benar menyeramkan. Untung saja waktu yang diambil dalam film ini banyak yang siang hari, jika malam, saya yakin horor di film ini bisa menyaingi horor setan kelas kakap seperti di Poltergeist yang legendaris. Selain menyeramkan, banyak adegan film ini yang tidak layak ditonton oleh anak kecil. Adegan organ tubuh putus, darah muncrat ke segala penjuru, mata dicungkil oleh burung gagak, kepala utuh yang tiba-tiba saja berlubang, atau tubuh yang tersayat-sayat, memang benar-benar tidak pantas ditonton bagi yang berusia dibawah 18 tahun.

Yang agak klise di film ini, jika kamu sudah pernah nonton "Day of the Dead" karya George Romero, atau "Road Warrior", atau bahkan mungkin "The Birds"-nya Alfred Hitchcock dulu, mungkin kamu akan menemukan beberapa kebetulan yang benar-benar mirip sekali di dalam film ini. Namun memang film ini dibuat semirip mungkin dengan mitologi di game "Resident Evil", jadi memang tak banyak hal baru yang bisa diharapkan selain kenyataan bahwa ini adalah film yang diangkat dari video game - sepenuhnya.
Overall

Terlepas dari banyak hal diatas, film ini membuat saya yang nggak suka film horor untuk makin penasaran dengan apa yang akan terjadi di seri berikutnya. Ending di film ini benar-benar memicu rasa ingin tahu.

Film ini cocok banget buat kamu yang senang dengan film laga horor, yang suka dengan adegan yang 'ngagetin', dan juga buat para fans Resident Evil. And seriously, jangan pernah bawa anak kecil nonton film ini, karena kamu sendiri yang bakal repot kalo nanti mereka susah tidur gara-gara film ini. Definitely not for kids!