Sadarkah kamu, mengapa setiap kali menyebut “langit”, orang selalu cenderung bilang warnanya biru?
Sebenarnya, langit tidak selalu berwarna biru, lho! Coba deh di sore hari pergilah ke luar dan lihat langit yang “berubah warna” menjadi merah kekuning-kuningan. Ini bukan karena langit tercemar atau diwarnai oleh zat tertentu. Langit itu mengandung udara yang pada dasarnya tidak berwarna. Akan tetapi udara mengandung molekul-molekul (unit terkecil dari sesuatu yang dapat berdiri sendiri; terdiri dari satu atau beberapa atom yang disatukan oleh proses kimia).
Warna biru yang kita lihat adalah warna cahaya yang terbaurkan di udara lebih banyak dibanding warna-warna lain.
Cahaya adalah suatu gelombang elektromagnet, yang berada dalam batas frekuensi yang dapat kita lihat. Ada tiga reseptor pada mata; reseptor “biru” merespon frekuensi tinggi, reseptor “hijau” merespon frekuensi medium, dan reseptor “merah” merespon frekuensi rendah. Waktu kita lihat langit kita melihat semua warna dalam cahaya matahari yang datang ke arah kita, terutama dari arah serong. Cahaya yang terbaur akan menyeberang secara diagonal melalui frekuensi tinggi. Sebagai tambahan, kita juga mendapatkan cahaya biru yang dibaurkan oleh udara dari berbagai arah. Kita memperoleh cahaya biru lebih banyak dan lebih lama daripada yang dikirimkan oleh matahari langsung, sehingga langit lebih sering nampak biru.
Sebenarnya, langit tidak selalu berwarna biru, lho! Coba deh di sore hari pergilah ke luar dan lihat langit yang “berubah warna” menjadi merah kekuning-kuningan. Ini bukan karena langit tercemar atau diwarnai oleh zat tertentu. Langit itu mengandung udara yang pada dasarnya tidak berwarna. Akan tetapi udara mengandung molekul-molekul (unit terkecil dari sesuatu yang dapat berdiri sendiri; terdiri dari satu atau beberapa atom yang disatukan oleh proses kimia).
Warna biru yang kita lihat adalah warna cahaya yang terbaurkan di udara lebih banyak dibanding warna-warna lain.
Cahaya adalah suatu gelombang elektromagnet, yang berada dalam batas frekuensi yang dapat kita lihat. Ada tiga reseptor pada mata; reseptor “biru” merespon frekuensi tinggi, reseptor “hijau” merespon frekuensi medium, dan reseptor “merah” merespon frekuensi rendah. Waktu kita lihat langit kita melihat semua warna dalam cahaya matahari yang datang ke arah kita, terutama dari arah serong. Cahaya yang terbaur akan menyeberang secara diagonal melalui frekuensi tinggi. Sebagai tambahan, kita juga mendapatkan cahaya biru yang dibaurkan oleh udara dari berbagai arah. Kita memperoleh cahaya biru lebih banyak dan lebih lama daripada yang dikirimkan oleh matahari langsung, sehingga langit lebih sering nampak biru.
0 komentar:
Posting Komentar